Jumat, 24 Februari 2017

Siapa dia yang namanya selalu aku sebut di dalam doa setiap sujud ku?

Tuhan, aku menanti nya tidak seberapa lama.
Dia hadir lebih awal sebelum hati ku terluka.
Dia hadir untuk mengisi setiap detik waktu luang ku.
Dia hadir dengan ribuan tawa yang menghiasi hari ku.
Dia hadir sebagai penghapus air mata ku.
Dia ciptakan rasa nyaman disetiap pelukannya.
Dia ciptakan rasa khawatir disetiap derai air matanya.
Dia ciptakan rasa percaya disetiap kejujurannya.
Dia ciptakan rasa bahagia disetiap aku disisinya.
Dia jauh dari kata sempurna, tapi entah kenapa aku selalu ingin menyebutkan namanya setiap kali aku berdoa dalam sujud ku.
Dia selalu aku pinta kepada tuhan agar kelak dia lah yang menjadi imam ku.
Dia yang aku pinta kepada tuhan agar kelak dia lah papa bagi anak anak ku.
Dia yang selalu aku pinta kepada tuhan agar orang tua ku merestui hubungan ku dengan nya.
50 bulan aku bersama nya, 50 bulan aku mengenalnya, dan 50 bulan aku tidak pernah berhenti mencintai nya.
Jatuh, bangun, tangis, tawa, sedih dan bahagia segalanya aku rasakan saat bersama nya.
Sempat pada akhirnya 3 bulan kami terpisah status, 6 bulan dia tidak menginjakkan kakinya dirumah orang tua ku tapi tetap segala rasa itu tidak pernah terhenti.
Kami kembali, dan iya kami kembali sampai pada akhir nya di bulan ke 47 dia menetapkan aku untuk menjadi pelabuhan terakhirnya.
Dia yang selama ini aku sebut namanya dihadapan tuhan akhirnya melamarku.
Aku terkejut, aku bahagia, aku terharu, dan aku hanya mampu menitihkan air mata ku.
Entah aku terlalu bahagia atau tidak menyangka 😊
Aku merasa, sebentar lagi segala mimpi dan harap ku menjadi nyata. Iya tuhan mengabulkan dia yang selama ini aku sebut di dalam doa setiap sujud ku.
Lamaran berlalu dan kami memutuskan untuk mengadakan akad dan resepsi pada tanggal 28 Januari 2017 dimana bulan ke 50 kami bersama.
Cobaan dan air mata tidak behenti selama kami dalam proses menyiapkan segalanya.
Sempat aku menyerah, sempat aku tak memberi kabar, sempat aku ingin akhirkan segalanya. Namun lagi dan lagi dia menguatkan aku.
Dia berkata "ini hanya ujian dari tuhan, mampukah kita melewatinya? Jika mampu berarti nilai kita 100 sayang."
"aku mencintaimu, sebentar lagi kamu menjadi istri ku. Kamu wanita yang amat aku cintai akan mengandung janin yang akan menjadi anak anak kita"
"aku tidak ingin segala yang sudah tuhan susun rapi berakhir begitu saja"
"aku mencintaimu, sampai kapan pun aku tidak akan menyerah untuk memperjuangkan kamu dan kita "



Oh tuhan betapa malunya aku, betapa merasa terpuruknya aku akan sikap konyol ku.
Aku tidak boleh menyerah, sebentar lagi dia iya dia akan menjadi imam ku. Dia yang amat aku cintai akan menjadi papa dari anak anak ku.
Akhirnya kami bertahan sampai hari bahagia itu tiba.
Pelaminan sudah terpasang cantik dan indah seperti bagaimana harapanku sebelumnya.
Belai lembut si tangan perias perlahan mempercantik wajah ku.
Hatiku perlahan berhenti sejenak ketika pembawa acara berkata "selamat datang untuk keluarga besan" ya tuhan aku masih tidak menyangka ini adalah hari bahagia ku.
Dag dig dug hati ku pun tidak berdegup normal, semakin aku meresapi proses diluar sana semakin aku tak berdaya.
Datanglah papa ku dan penghulu menghampiri ku yang sudah dengan anggun diruang pengantin, saat itu lah aku memohon ijin agar papa ku dapat menikahkan aku dengan laki laki yang insha Allah terbaik yang sudah Tuhan berikan untuk ku. Alhamdulillah pamit ku berjalan lancar dan tanpa terasa air mata mengalir disela kelopak mata ku.
Kemudian suara isak tangis itu ku dengar dari mulut papa ku kala beliau menuntun calon imam ku untuk ijab qobul.
Suara itu " saya terima nikah dan kawinnya Irena Jodie Binti Zulkarnain dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"  lantang sekali, satu kali tarikan nafas sehingga ku dengar kata sah dari mulut penghulu. Alhamdulillah prosesi ijab qobul pun berjalan lancar dan hikmat.
Calon suami yang kali ini sudah sah menjadi suami ku, menjemput ku untuk dibawa nya ke pelamina.
Perasaanku benar benar sudah tidak beraturan, dia tampan sekali hari ini.
Laki-laki itu kini sudah sah menjadi suami ku.
Aku merasa rona dipipi ku sudah tak dapat aku kendalikan, aku merasa seperti kali pertama aku jatuh cinta kepada nya.
Dia menggengam erat jari jemari ku kemudian dia berbisik "kamu cantik sekali istri ku" aaaaaah semakin hati ku menjerit, aku bahagia tuhaaaaan.
Dia bacakan janji suami kepada ku dihadapan orang tua ku, saksi, dan para tamu. Kemudian dia pasangkan cincin di jari manis ku yang selama ini kosong sepi tak berhias apapun.
Hari bahagia ini terlewati tuhan, selamanya akan menjadi kenangan terindah dalam hidupku.
Terimakasih Tuhan sudah menjawab segala doa ku, sudah menjadikan dia imam seperti yang selama ini aku pinta kepada mu didalam doa setiap sujud ku.
Aku bahagia ya Allah, jadikah pernikahan kami sekali seumur hidup kami.
Semoga kami dapat menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah dan warrahmah.
Insha Allah akan kami menjalani amanah ini semampu kami dan tetap istiqomah dijalan mu ya Rab.
Raysan Ambari Dwi Chahya lah nama yang selama ini aku Sebut didalam doa setiap sujud ku.
Aku mencintaimu, sungguh mencintaimu suami ku.
Tuntun aku menuju Jannah-Nya ya, aku percaya aku menetapkan pilihan yang insha Allah tidak akan salah di hadapan Allah. Aamiin 😊


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar