Senin, 27 Februari 2017

Jika sudah halal, Meminta harta kepada Allah Dapat kita lakukan berdua dengan aamiin yang kuucap diakhir doa mu 😊 Maka, halalkan aku atau tinggalkan aku? πŸ˜‰

Aku sudah mulai merasa jenuh dengan hubungan berpacaran yang begitu begitu saja, 4 tahun lebih aku bersama kekasih ku dengan ikatan berpacaran.
Tidak munafik sudah pasti ku pendam nafsu ku dalam dalam.
Sudah pasti ku pendam amarah ku karna maklum lah ya namanya juga masih pacaran, belum berhak minta ini itu.


Suatu hari dia kesal melihat ku memasang wajah tak sedap dipandang.
Kemudian dia berkata?
"sayang, ada apa dengan mu? Kenapa sedari tadi kau pasang wajah tak sedap dipandangan ku?"
"aku hanya ingin segera kau halal kan bang!"
"sayang, menikah itu tidak seperti membalikkan kedua telapak tangan kita. Aku butuh biaya untuk menikahkan mu dan keadaan ekonomi ku belum siap untuk menghidupimu setelah nikah nanti"
"abang, jika sudah halal Meminta harta kepada Allah dapat kita lakukan berdua dengan aamiin yang kuucap diakhir doa mu"


Berfikirlah akhirnya kekasih ku itu. Namun selang beberapa waktu dia bertanya lagi kepada ku.
"apa kamu yakin akan menikah dengan ku lakilaki yang belum memiliki apa apa?"
"bang, aku lebih yakin dari apapun. Aku akan jauh lebih bahagia jika segera kau menikahi ku. Perkara harta Allah akan berikan seiring berjalannya waktu"
"tapi sayang?"
"tapi apa lagi bang? Kita sudah berpacaran sekian lama. Itu sama saja kita bermaksiat selama kita berpacaran. Memang tidak melakukan apapun, tapi tetap saja maksiat. Baiklah, halalkan aku dengan apapun keadaan mu atau tinggalkan aku dengan keadaan yang akan menghancurkan hati kita?"
"baiklah, aku akan melamar mu. Aku akan segera menghalalkan mu. Aku tidak ingin kehilangan mu, aku tidak ingin kehilangan wanita yang berhati mulia seperti mu. Sanggup menerima apapun keadaan ku. Sungguh beruntung aku memiliki mu"


Pada akhirnya pernikahan itu terlaksanakan. Hari bahagia itu telah datang.
Sah dari saksi atas ijab qobul yang hikmat pun terucap dengan lantang.


Jika dipikir pikir, untuk apa menahan lebih dan lebih lama lagi jalan menuju halal jika sudah bertahun tahun menjalin suatu hubungan.
Seorang wanita sebetulnya tidak akan merasa bangga jika berpacaran bertahun tahun, yang ada akan menimbulkan rasa sensitif yang berlebihan.
Ingat, jika kau mencintai dan menganggap serius keberadaan wanita tersebut maka segera halalkan.
Berpacaran dapat dilakukan setelah menikah, bahkan rasa nya jauh lebih nyaman setelah menikah.


Wahai pria terbaik pujaan hati wanita diluar sana, jangan pernah merasa takut hanya karna tidak memiliki pekerjaan tetap, tidak memiliki tabungan, takut membuat anak orang jadi susah, takut ini dan takut itu.
Allah akan memberikan sesuatu seperti bagaimana prasangka umat nya.
Berprasangka baiklah terhadap Allah maka kebaikan pun akan datang menghampiri kita.
Tapi jika kalian berprasangka buruk terhadap Allah maka keburukan lah yang akan datang menghampiri kita.
Alhamdulillah, menjelang pernikahan pun hal yang dipkir tak mungkin bisa jadi mungkin. Hal yang kita pikir tidak dapat kita lakukan karna terbentur biaya, alhamdulillah juga Allah berikan jalan untuk kita gapai rezeki tersebut.


Ingin ibadah kalian sempurna kan dihadapan Allah? Dan jika kalian tidak sanggup berpuasa atau menahan rasa tersebut maka menikahlah.
Setelah itu perkuat ikatan halal tersebut dengan kewajiban yang sudah Allah tentukan kepada setiap umat nya.
Meminta dan memohon lah agar Allah senantiasa melindungi pernikahan yang suci ini.

Tunggu apa lagi?
Masih ingin menunda jalan menuju halal padahal berpacaran sudah cukup lama?
Masih meragukan bahwa menikah itu akan gagal jika kita tidak memiliki harta?
Masih mau dibilang, situ pacaran atau kredit mobil?
Biaya nikah itu tidaklah begitu mahal, hanya saja gengsi yang membuat menikah terkesan mahal.
Kasihan wanita kalian yang sudah setia menemani bertahun tahun dari susah maupun senang jika tidak segera kalian halalkan.
Jangan sampai kata menyesal ada ditengah tengah hubungan itu, karna jika wanita kalian dilamar pria bertanggung jawab yang lain nya terlebih dahulu hanya akan ada kalimat "nasi sudah menjadi bubur, tidak dapat kembali menjadi nasi lagi"
Tapi jika memang benar benar belum siap untuk menikahi, maka tinggalkan lah sanggup tak sanggup harus sanggup.


Saya bisa berkata seperti ini bukan untuk menggurui siapa pun, baik yang lebih muda dari saya atau yang lebih tua dari saya. Ini adalah kisah saya.
Dan karena Berbagi itu indah, sebelum terlambat, tersesat, dan menyesal ada baiknya saya berbagi pengalaman. Siapa tau ada yang mengalami hal yang sama dengan yang saya jalani😊


Hayooo pria sholeh, pria bertanggung jawab, pria sejati.
Lakukan apa yang sudah seharus nya dilakukan.
Ingat sekali lagi, "Jika sudah halal, Meminta harta kepada Allah Dapat kita lakukan berdua dengan aamiin yang kuucap diakhir doa mu 😊 Maka, halalkan aku atau tinggalkan aku?" πŸ˜‰

Jumat, 24 Februari 2017

Siapa dia yang namanya selalu aku sebut di dalam doa setiap sujud ku?

Tuhan, aku menanti nya tidak seberapa lama.
Dia hadir lebih awal sebelum hati ku terluka.
Dia hadir untuk mengisi setiap detik waktu luang ku.
Dia hadir dengan ribuan tawa yang menghiasi hari ku.
Dia hadir sebagai penghapus air mata ku.
Dia ciptakan rasa nyaman disetiap pelukannya.
Dia ciptakan rasa khawatir disetiap derai air matanya.
Dia ciptakan rasa percaya disetiap kejujurannya.
Dia ciptakan rasa bahagia disetiap aku disisinya.
Dia jauh dari kata sempurna, tapi entah kenapa aku selalu ingin menyebutkan namanya setiap kali aku berdoa dalam sujud ku.
Dia selalu aku pinta kepada tuhan agar kelak dia lah yang menjadi imam ku.
Dia yang aku pinta kepada tuhan agar kelak dia lah papa bagi anak anak ku.
Dia yang selalu aku pinta kepada tuhan agar orang tua ku merestui hubungan ku dengan nya.
50 bulan aku bersama nya, 50 bulan aku mengenalnya, dan 50 bulan aku tidak pernah berhenti mencintai nya.
Jatuh, bangun, tangis, tawa, sedih dan bahagia segalanya aku rasakan saat bersama nya.
Sempat pada akhirnya 3 bulan kami terpisah status, 6 bulan dia tidak menginjakkan kakinya dirumah orang tua ku tapi tetap segala rasa itu tidak pernah terhenti.
Kami kembali, dan iya kami kembali sampai pada akhir nya di bulan ke 47 dia menetapkan aku untuk menjadi pelabuhan terakhirnya.
Dia yang selama ini aku sebut namanya dihadapan tuhan akhirnya melamarku.
Aku terkejut, aku bahagia, aku terharu, dan aku hanya mampu menitihkan air mata ku.
Entah aku terlalu bahagia atau tidak menyangka 😊
Aku merasa, sebentar lagi segala mimpi dan harap ku menjadi nyata. Iya tuhan mengabulkan dia yang selama ini aku sebut di dalam doa setiap sujud ku.
Lamaran berlalu dan kami memutuskan untuk mengadakan akad dan resepsi pada tanggal 28 Januari 2017 dimana bulan ke 50 kami bersama.
Cobaan dan air mata tidak behenti selama kami dalam proses menyiapkan segalanya.
Sempat aku menyerah, sempat aku tak memberi kabar, sempat aku ingin akhirkan segalanya. Namun lagi dan lagi dia menguatkan aku.
Dia berkata "ini hanya ujian dari tuhan, mampukah kita melewatinya? Jika mampu berarti nilai kita 100 sayang."
"aku mencintaimu, sebentar lagi kamu menjadi istri ku. Kamu wanita yang amat aku cintai akan mengandung janin yang akan menjadi anak anak kita"
"aku tidak ingin segala yang sudah tuhan susun rapi berakhir begitu saja"
"aku mencintaimu, sampai kapan pun aku tidak akan menyerah untuk memperjuangkan kamu dan kita "



Oh tuhan betapa malunya aku, betapa merasa terpuruknya aku akan sikap konyol ku.
Aku tidak boleh menyerah, sebentar lagi dia iya dia akan menjadi imam ku. Dia yang amat aku cintai akan menjadi papa dari anak anak ku.
Akhirnya kami bertahan sampai hari bahagia itu tiba.
Pelaminan sudah terpasang cantik dan indah seperti bagaimana harapanku sebelumnya.
Belai lembut si tangan perias perlahan mempercantik wajah ku.
Hatiku perlahan berhenti sejenak ketika pembawa acara berkata "selamat datang untuk keluarga besan" ya tuhan aku masih tidak menyangka ini adalah hari bahagia ku.
Dag dig dug hati ku pun tidak berdegup normal, semakin aku meresapi proses diluar sana semakin aku tak berdaya.
Datanglah papa ku dan penghulu menghampiri ku yang sudah dengan anggun diruang pengantin, saat itu lah aku memohon ijin agar papa ku dapat menikahkan aku dengan laki laki yang insha Allah terbaik yang sudah Tuhan berikan untuk ku. Alhamdulillah pamit ku berjalan lancar dan tanpa terasa air mata mengalir disela kelopak mata ku.
Kemudian suara isak tangis itu ku dengar dari mulut papa ku kala beliau menuntun calon imam ku untuk ijab qobul.
Suara itu " saya terima nikah dan kawinnya Irena Jodie Binti Zulkarnain dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"  lantang sekali, satu kali tarikan nafas sehingga ku dengar kata sah dari mulut penghulu. Alhamdulillah prosesi ijab qobul pun berjalan lancar dan hikmat.
Calon suami yang kali ini sudah sah menjadi suami ku, menjemput ku untuk dibawa nya ke pelamina.
Perasaanku benar benar sudah tidak beraturan, dia tampan sekali hari ini.
Laki-laki itu kini sudah sah menjadi suami ku.
Aku merasa rona dipipi ku sudah tak dapat aku kendalikan, aku merasa seperti kali pertama aku jatuh cinta kepada nya.
Dia menggengam erat jari jemari ku kemudian dia berbisik "kamu cantik sekali istri ku" aaaaaah semakin hati ku menjerit, aku bahagia tuhaaaaan.
Dia bacakan janji suami kepada ku dihadapan orang tua ku, saksi, dan para tamu. Kemudian dia pasangkan cincin di jari manis ku yang selama ini kosong sepi tak berhias apapun.
Hari bahagia ini terlewati tuhan, selamanya akan menjadi kenangan terindah dalam hidupku.
Terimakasih Tuhan sudah menjawab segala doa ku, sudah menjadikan dia imam seperti yang selama ini aku pinta kepada mu didalam doa setiap sujud ku.
Aku bahagia ya Allah, jadikah pernikahan kami sekali seumur hidup kami.
Semoga kami dapat menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah dan warrahmah.
Insha Allah akan kami menjalani amanah ini semampu kami dan tetap istiqomah dijalan mu ya Rab.
Raysan Ambari Dwi Chahya lah nama yang selama ini aku Sebut didalam doa setiap sujud ku.
Aku mencintaimu, sungguh mencintaimu suami ku.
Tuntun aku menuju Jannah-Nya ya, aku percaya aku menetapkan pilihan yang insha Allah tidak akan salah di hadapan Allah. Aamiin 😊